Ad Code

Responsive Advertisement

Gini Lho Cara Main Saham

Gini Lho Cara Main Saham
[img src: pixabay.com]

Saham itu apa?

Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan seseorang terhadap sebuah perusahaan. Sebagai contoh kecil, saya dan 2 teman saya mendirikan perusahaan dengan modal 10 juta rupiah. Saya menyumbang 3 juta rupiah, maka kepemilikan saham saya di perusahaan tersebut 3/10 juta atau sekitar 30%. Investasi di pasar saham maka skalanya lebih besar bukan jutaan atau puluhan juta lagi melainkan sudah ratusan milyar bahkan triliunan rupiah.

Kenapa perusahaan menjual saham ke publik?

Ada 2 alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan go public atau IPO atau melantai di bursa saham. Pertama, perusahaan bisa mendapatkan dana segar. Dana segar ini ditujukan untuk ekspansi usaha, pembukaan cabang, atau scale up. Penawaran saham menjadi opsi lebih baik dibanding meminjam modal ke bank (hutang). Kedua, perusahaan ingin meningkatkan exsposure (brand image) atau kepercayaan publik terhadap mereka.

Kita sebagai investor individu membeli saham melalui perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar. Diibaratkan perusahaan sekuritas adalah marketplace-nya saham layaknya Tokopedia/Bukalapak di marketplace di bidang retail.

Beberapa perusahaan sekuritas malah melantai juga di bursa saham, lho!

Bagaimana cara menentukan saham bagus/tidak?

Untuk pemula, cara menentukan bagus tidaknya saham sebuah perusahaan adalah dengan memperhatikan produk apa yang kita gunakan sehari-hari. Misal mandi pakai sabun Lux maka sahamnya Uniliver dan produk-produk lain yang kita pakai bisa kita lihat sahamnya di bursa. Ini adalah pertimbangan paling dasar karena produk perusahaan tersebut terlihat dan merupakan kebutuhan utama hidup manusia.

Ada juga perusahaan yang produknya tidak pernah kita jumpai namun memiliki performa bagus dan memungkinkan dapat memberikan profit buat kita sebagai investor pemula seperti perusahaan batubara, perusahaan minyak, dan lain-lain.

Faktor apa yang mempengaruhi harga saham naik turun?

Dalam jangka pendek, perlu dipahami bahwa pasar saham adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli saham. Sebagaimana hukum jual beli, jika demand lebih tinggi dari penawaran maka harga saham akan naik, dan jika penawaran lebih tinggi (yang hendak jual lebih banyak) namun yang ingin beli sedikit, maka harga saham turun.

Pengaruh lain adalah sentimen berita, sentimen kebijakan dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi psikologis pasar saham. Contoh, menghilangnya Jack Ma mempengaruhi harga saham Alibaba.

Dalam jangka panjang, harga saham dipengaruhi oleh produktivitas dan performa perusahaan itu sendiri. Meskipun lahir banyak kompetitor yang bergerak dalam sektor yang sama, selama kinerja masih baik maka saham akan tetap terjaga harganya untuk publik.

Kamu tipe investor yang mana?

Investor dalam saham dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:

  1. Investor jangka pendek disebut juga trader karena mengambil selisih harga beli dan harga jual saham. Keuntungannya lebih cepat mendapatkan profit namun kerugiannya harga saham yang fluktuatif sehingga bisa terjebak dalam loss profit.
  2. Investor jangka panjang tidak mengambil selisih harga beli dan harga jual. Cocok unuk mereka yang tidak memiliki waktu untuk memantau harga saham harian. Investor jangka panjang biasanya mengharapkan pembagian laba usaha sebuah perusahaan melalui deviden dan bisa kapan pun menjadi trader dengan menjual saham yang ia miliki.

Setelah satu atau dua tahun maka kita akan bisa menilai mana tipe investor yang cocok buat kita. Bisa jadi kita beralih dari trader ke real investor atau bahkan bisa sebaliknya.

Berapa minimal pembelian saham? Untuk pemula berapa duit bisa beli saham?

Saham dapat dibeli dengan minimal pembelian 1 lot (100 lembar saham). Harga terendah yang pernah tercatat di bursa misalkan Rp 50 per lembar, maka kita bisa membeli saham 1 lot dengan harga Rp 5000 saja (belum termasuk fee).

Namun tidak direkomendasikan memilih saham perusahaan yang terendah harganya karena bisa jadi perusahaan tersebut tidak memiliki performa baik.

Apakah harga saham yang mahal menunjukkan perusahaan yang baik?

Nominal harga saham tidak mencerminkan apa pun, harga saham harus dibandingkan dengan menghitung kinerja perusahaan dalam nilai intrinsik atau nilai wajar. Bisa jadi harga saham tinggi hanya karena peminatnya tinggi, bukan karena kinerja perusahaannya yang baik.

Dari mana kita sebagai investor dapat keuntungan?

Sebagai investor a.k.a pemain saham, kita bisa mendapatkan keuntungan dari 2 cara, yaitu:

  1. Capital Gain; yaitu selisih harga beli dan harga jual saham dalam interval waktu tertentu. Anda bisa mendapatkan keuntungan dengan cara ini kapan pun Anda mau.
  2. Deviden; yaitu pembagian laba usaha rata-rata 20-50% laba akan dibagikan ke investor. Laba yang dibagikan ini akan dikonversikan berupa harga per lembar saham. Contohnya sebuah perusahaan menghargai perlembar sahamnya 200 rupiah, maka jika kita memiliki 1000 lembar saham deviden yang kita terima adalah 200 ribu rupiah.

Setiap perusahaan memiliki ketentuan dan jadwal pembagian deviden masing-masing. Biasanya, deviden akan diinformasikan jumlah dan waktunya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pembagiannya 1 bulan setelah RUPS. Selama kita masih memiliki saham pada saat CumDate, maka investor tersebut bisa mendapatkan deviden.

CumDate adalah tanggal yang ditentukan dalam RUPS diaman investor yang masih memegang saham di tanggal tersebut, maka berhak mendapatkan devide.

[img src: pixabay.com]

Apa itu IHSG?

IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Adalah indeks gabungan dari 700an saham perusahaan yang melantai di bursa. IHSG mengambil nilai rata-rata yang jika IHSG naik artinya tidak semua perusahaan berada pada zona hijau (naik), bisa jadi ada perusahaan yang harga sahamnya turun namun masih tertutupi oleh banyaknya perusahaan yang sahamnya hijau.

Kita bisa membeli saham dari Senin-Jumat dari jam 9 pagi s/d jam 11.30 dilanjut jam 13.30-15.00 di mana Sabtu dan Minggu tidak dibuka pasar saham.

Tips Cara Main Saham

Semakin besar uang yang diinvestasikan ke saham, maka PR kita sebagai investor akan semakin besar. Bukan sebatas hanya beli saham yang dikenal (terkenal), tetapi harus mengenal dan mempelajari lebih dalam perusahaan yang sahamya di beli.

Ada 2 cara mempelajari sebuah perusahaan, yaitu:

  1. Data Kuantitatif (historical), yaitu dengan cara melihat laporan keuangan secara menyeluruh yang kemudian bisa menjawab beberapa pertanyaan seperti: apakah profitnya bertumbuh?, apakah hutangnya masuk akal?, apakah arus kasnya positif?, apakah harga sahamnya relatif masih murah secara policy?
  2. Data Kualitatif (operation), yaitu dengan melihat dan mempelajari siapa manajemen perusahaan?, bagaimana background pengelola perusahaan?, apa rencana perusahaan ke depannya?, bagiamana prospectnya?, dan lain sebagainya.

Dalam pengumpulan informasi secara kuantitatif, maka yang paling penting dipahami semisal dalam laporan keuangan adalah dengan menemukan jawaban untuk 4 poin di bawah ini:

  1. Apakah profitabilitasnya bertumbuh atau tidak secara pembukuan? biasanya, dalam laporan keuangan sebuah perusahaan akan dibandingkan paling tidak dengan kinerja tahun sebelumnya.
  2. Apakah hutangnya bisa di-cover oleh modal perusahaan? dalam arti hutang tidak lebih besar dari modal. Sekedar informasi, sejak 2020 bursa efek sudah me-listing alias menendang 7 perusahaan dari bursa karena tidak sanggup bayar hutang.
  3. Apakah arus kas perusahaan positif?. Pastikan uang kas masuk lebih besar dari uang keluar karena biaya operasional perusahaan biasanya menggunakan arus kas.
  4. Apakah di harga saham saat ini masih masuk akal/layak untuk dibeli? Saham yang mahal mudah untuk dijadikan pertimbangan sesuai dengan dan yang ingin kita investasikan, namun harga sebuah saham yang terlalu murah juga bisa jadi pertanyaan yang harus kita temukan jawabanny.

Mempelajari kualitatif dengan cara melihat dari dua sumber, pertama annual report. Dimana disana tercantum semua informasi terkait visi misi, management, dan rencana perusahaan kedepan. Kemudian kedua informasi dari publik ekspose atau keterbukaan informasi. Saat ini kita diuntungkan dengan mudahnya informasi yang bisa kita dapatkan dengan adanya teknologi sehingga tak ada alasan sulit mencari informasi dalam berinvestasi saham.

Timing pembelian saham juga sangat menentukan. Beberapa emiten saham beberapa bulan di kala pandemi berlangsung harganya semua turun. Namun setelah ada info vaksin semua menggeliat menjadi hijau.

Bagaimana menyikapi rekomendasi dari orang terkait saham yang 'bagus'?

Dengan mudahnya informasi, jangan pernah menelan mentah-mentah informasi apapun terlebih yang berhubungan dengan keuangan. Karena kita tidak tahu di belakang informasi tersebut. Bisa jadi informan itu di endorse oleh perusahaan yang bersangkutan? Yang perlu kita lakukan adalah pelajari semua informasi yang telah disampaikan sebelumnya.

Jika tujuan Anda adalah trading (jangka pendek) di mana hanya mengambil keuntungan dari selisih harga jual dan beli, maka toleransi portfolio minus angka toleransi paling besar adalah 5%.

Jika tujuan investing (jangka panjang) saat portfolionya minus Anda tidak akan langsung jual rugi. Justru sebaliknya, jika masih punya dana cash menambah jumlah saham malah jalan yang tepat dengan pertimbangan pengalaman dan bukan tak mungkin mendapat keuntungan lebih besar saat harga sahamnya kembali naik.

Mengapa begitu? karena penurunan harga bisa terjadi bukan karena kinerja perusahaan buruk, melainkan karena imbas kondisi, sentimen berita, dan lain sebagainya. Investor yang berpengalaman tidak akan terpengaruh oleh hal-hal tersebut, kecuali berdampak langsung pada kinerja perusahaan.

Perbedaan orang yang memonitor perusahaan/riset dengan baik tidak mudah galau setelah beli meskipun harganya turun atau portofolionya minus.

Bagaimana menyikapi harga saham sebuah perusahaan yang naiknya 70-80%?

Harus dipahami bahwa ada lebih dari 700 saham perusahaan di bursa efek. Jika satu saham naik, jangan langsung tergiur saham tersebut. Daripada terpeleset karena mengejar saham yang sudah naik drastis, mending pilih saham lain yang dipastikan akan naik serupa.

Anda juga jangan sampai terjebak dalam value trap ketika kita melihat sebuah saham yang terlihat seolah-olah murah padahal tidak semurah itu. Salah satu kemungkinannya adalah karena perubahan standar akuntansi/pencatatan keuangan di mana ada pos-pos tertentu yang dimasukkan ke laba namun bukan laba operasional misalnya penjualan asset namun dalam pencatatan keuangan dimasukkan ke dalam laba usaha.

Bolehkah membeli saham perusahaan yang baru IPO?

Intinya jika sebuah perusahaan belum go publik maka tak ada kewajiban release laporan keuangan ke publik dan diaudit secara resmi. Perusahaan yang baru IPO bisa saja perusahaan yang baru menerbitkan laporan keuangan dimana belum pernah dilakukannya. Oleh karena itu jika belum kenal perusahaannya lebih baik menghindari pembelian saham perusahaan yang baru melantai di bursa.

Apakah day trading berpengaruh pada saham?

Dari sisi volume perdagangan saham akan meningkat namun dalam konsep investasi saham tidak disarankan melakukan day trading karena time frame itu terbalik dengan tingkat resiko. Jika time frame invest lebih pendek maka resikonya lebih besar, begitu sebaliknya jika waktu invest lebih lama maka resikonya akan lebih kecil.

Yang perlu kita lakukan setelah melakukan investasi pertama adalah terus perdalam pengetahuan terkait pasar saham dari literasi online maupun buku. Hal utama adalah mempelajari psikologi atau mindset pasar. Termasuk kebijakan dan peraturan pemerintah secara umum sehingga pemahamannya lebih holistik. Setelah mindset dibangun, barulah belajar secara teknis berupa hitung-hitungan yang menggunakan istilah 'ala bisa karena biasa'.


Source: disadur dari podcast Raditya Dhika terkait cara beli saham.

Post Navi

Post a Comment

2 Comments

  1. Bagus banget info nya kang, mudah di pahami

    Lanjutkan kang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kang, boleh put url blog biar bisa sy kunjungin

      Delete