Ketika pertama kali memutuskan untuk memulai investasi pada emiten saham, saya langsung mendapatkan bisikan dari rekan kerja agar membeli saham Blue Chip. Saya tanya, "Saham Blue Chip itu apa?". Dia menjawab, "Saham terbaik, minim resiko!".
Berkata dalam hati sendiri, "Kalo mau minim resiko mending deposito, nyempit-nyempitin 'pasar' aja orang takut resiko tapi main saham!". wokwok
Mbah Google ternyata mengiyakan jawaban rekan sekantor. Disimpulkan bahwa saham blue chip adalah saham terbaik sehingga cocok untuk investor pemula (yang cenderung mental tempe berhadapan dengan resiko). Biasanya investor pemula cenderung main “aman” dengan berinvestasi pada saham unggulan di Bursa Efek Indonesia, yakni saham Blue Chip. Benarkah saham blue chip cocok untuk investor pemula?
Baca juga: 7 Kesalahan Investor Saham Pemula
Sebelum kita analisis teori lebih dalam apakah saham blue chip cocok untuk investor pemula atau tidak terlebih dahulu kita mengetahui apa dan seperti apa saham blue chip itu?
Pengertian Saham Blue Chip
Kata Blue Chip sebarnya berasal dari game atau permainan poker/kasino, dimana di dalam permainan itu terdapat kepingan-kepingan dengan warna berbeda seperti biru, merah, putih. Pada umumnya, warna biru merupakan kepingan yang memiliki nilai paling besar. Istilah ini diperkenalkan di bursa saham oleh Oliver Gingold tahun 1923/1924.
Singkatnya, saham blue chip adalah saham perusahaan yang memiliki nilai paling besar. Nilai-nilai ini terdiri dari beberapa kriteria yang akan dijelaskan secara rinci. Saham yang termasuk kategori blue chip adalah saham pilihan yang jadi isi portfolio utama investor institusi dan ritel di bursa. Konon, saham blue chip paling sulit atau kecil untuk digoreng harganya karena kapitalisasi saham ini sangat besar dan sangat likuid.
Baca juga: Apa itu Indeks Saham???
Blue chip bisa diartikan sebagai saham lapis satu atau saham dari perusahaan besar yang labanya stabil. Saham blue chip atau big cap bisa diartikan juga sebagai saham papan atas atau saham unggulan. Saham yang masuk dalam kategori ini adalah saham dengan angka kapitalisasi pasar yang besar yakni di atas Rp 10 triliun.
Menurut para ahli di bidang ini, saham Blue Chip dikatakan lebih aman untuk berinvestasi jika dibandingkan dengan jenis saham lain. Di BEI sendiri, saham ini merupakan saham dari perusahaan-perusahaan yang bisa menggerakkan IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan.
Butuh dana cepat? klik DISINI.
Kriteria Saham Blue Chip
Saya menggabungkan penjelasan dari beberapa sumber terkait kriteria saham blue chip agar informasi lebih komprehensif. Adapun kriteria yang menjadi ciri sebuah saham perusahaan kategori blue chip adalah sebagai berikut. Perlu diingat, kriteria ini bersifat kumulatif, bukan alternatif, artinya semua kriteria harus terpenuhi.
Punya kapitalisasi besar
Apa kapitalisasi itu? Kapitalisasi adalah harga perusahaan jika pengin “dibeli” secara utuh. Kapitalisasi bisa dihitung dengan cara mengalikan harga saham dengan jumlah lembar saham yang beredar di pasaran. Saham dikategorikan memiliki kapitalisasi besar apabila nilai yang beredar lebih dari 10 Triliyun. Jika kapitalisasi antara 500 Milyar - 10 Triliyun maka dikategorikan saham second layer (lapis dua) dan saham yang kapitalisasinya dibawah 500 milyar, maka termasuk kategori saham lapis tiga.
Berada di bursa dalam waktu lama
Hal ini tidak memberikan jaminan otomatis saham perusahaan yang sudah lama masuk ke dalam kategori blue chip karena terkorelasi dengan kriteria lain. Misalnya minimal 5 tahun sudah melantai di bursa.
Baca juga: Memilih Perusahaan Sekuritas Untuk Investor Saham Pemula
Ramai diperdagangkan (Liquid/Likuiditas)
Hal ini menandakan perusahaan yang mengeluarkan saham bisa menarik minat masyarakat investor dalam transaksi jual dan beli yang kemudian mempengaruhi tingkat aktivitas perdagangan. Saham teraktif kemungkinan besar bisa masuk kategori blue chip. Cara melihat sebuah saham liquid adalah jumlah persentase kepemilikan oleh publik (masyarakat) cukup tinggi.
Kinerja operasional perusahaan stabil
Sebetulnya kriteria ini paling mudah dicari namun orang-orang diluar sana cenderung memasrahkan kepercayaannya kepada nama besar. Padahal tidak semua perusahaan terkenal memiliki kinterja yang bagus. Cara melihat kinerja perusahaan adalah dengan melihat laba perusahaan tersebut dalam 5 tahun. Seberapa besar labanya karena dari laba usaha inilah deviden akan dibagikan ke pemilik saham termasuk Anda.
Selain laba, Anda juga harus melihat pertumbuhan aset perusahaan serta rasio utang (kewajiban) terhadap asset yang stabil atau paling tidak hutang tidak lebih besar dari asset.
Market leader (di sektornya)
Kriteria ini bisa dijadikan tolak ukur termudah menentukan saham itu bisa dikatakan blue chip. Contoh sederhana, sektor telekomunikasi saham TLKM bisa dikatakan sebagai market leader di sektornya.
Baca juga: Saham Perusahaan Teknologi Bakal Makin Legit dalam 5-10 Tahun Mendatang? Yuk Intip Di sini
Keuntungan Saham Blue Chip, Benarkah Cocok Untuk Pemula?
Keuntungan berinvestasi pada saham blue chip bisa ditebak dari kriteria tersebut di atas. Investor lebih nyaman karena resiko loss lebih kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan sudah teruji, perusahaan besar, dan dikelola oleh orang-orang profesional dengan sistem pengelolaan terbaik.
Keuntungan paling utama namun 'diabaikan' adalah bahwa saham blue chip sangat cocok untuk investasi jangka panjang (long term investment). Perusahaan yang sudah mapan dan kuat dan terus berinovasi akan tumbuh semakin besar. Harga saham yang cenderung stabil dan mudah pulih saat kondisi mengalami penurunan.
Contoh Saham Perusahaan Blue Chip
Berikut ini contoh yang masuk ke dalam top 5 perusahaan blue chip, yaitu:
- BBCA Bank BCA
- UNVR Unilever
- BBRI Bank BRI
- TLKM Telekomunikasi
- ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
Baca juga: Worth Gak Sih Beli Saham Perusahaan Asuransi? Kuy Cek Disini
Pada banyak literasi, saham blue chip sangat direkomendasikan untuk investor saham pemula. Namun kendala untuk pemula adalah terbatasnya alokasi dana untuk investasi. Bayangkan untuk membeli 1 lot saham BBCA misalnya membutuhkan dana paling tidak 4 juta rupiah. Di saham lain dana sejumlah itu bisa dapat 5-10 lot mungkin!?
Bahkan banyak para influencer investasi saham merekomendasikan langsung kepada indeks saham seperti LQ45. Konon indeks saham yang satu ini adalah indeks terbaik jadi perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya hampir bisa dikategorikan blue chip semua.
Bagi saya berinvestasi di saham berarti berinvestasi pada produk/layanan dimana jika produk/layanan tersebut masih dibutuhkan bahkan akan meningkat kebutuhannya di masa mendatang, berarti itu lah dia saham blue chip.
Baca juga: Alasan Investor Pemula Memilih MLPT Sebagai Saham Perdana
Segala kemudahan yang ada mengikis skill mental investor pemula dan kejelian dalam menganalisa produk/layanan yang akan eksis di dalam waktu yang panjang. Namun tidak ada salahnya mengikuti rekomendasi yang terbaik.
Demikian sedikit penjelasan tentang saham blue chip, silakan share di sosial media Anda jika informasi ini menginspirasi atau akan memberikan manfaat untuk teman-teman Anda.
Source:
id.wikipedia.org, duwitmu.com, lifepal.co.id, koinworks.com, www.mncsekuritas.id, www.sahamok.net, www.cnnindonesia.com, www.cermati.com, pixabay.com
4 Comments
Investasi lebih baik di tanah keknya lebih menjamin hehe, klo di uang elektronik kek gitu mungkin banyak resikonya sih
ReplyDeletePasti itu mah, tanah tiap tahun naik harganya....cuma gak bisa beli ketengan a.k.a modalnya besar....hehe
DeleteGak bisa dibandingkan tanah dengan saham soalnya beda instrumen investasi
DeleteBetul beda instrumen, beda risiko, beda keuntungan, dan beda besaran alokasi dana.
Delete